GERAKAN PRAMUKA KWARRAN WONOTIRTO

150 Napi Ikuti Raimuna Pemasyarakatan 2011, ini merupakan bentuk apresiasi para  pramuka di indonesia, tidak hanya anggota pramuka yang bisa mengikuti raimuna. ternyata para napi pun juga bisa dansangat kompak jika mengikuti raimuna. seperti apa??  apa jadinya jika para narapidana  (napi) berkumpul dan melaksanakan kegiatan perkemahan di alam besas? Melarikan dirikah mereka? Ternyata, tidak! Selasa (12/4) lalu, di Bumi Perkemahan Cibubur, 150 mengikuti kegiatan perkemahan yang disebut dengan Raimuna Pemasyarakatn 2011.

Sepintas, tak ada yang berbeda dari peserta upacara pembukaan Raimuna Pemasyarakatan dalam lingkup area Jawa dan Bali, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, Untung Sugiyono  itu.

Mereka berbaris rapi dan mengenakan seragam pramuka lengkap, bahkan para peserta perkemahan itu terlihat khusyuk mendengarkan hymne pramuka. Setelah itu, para napi mengikuti berbagai acara,  di antaranya outbound, pelatihan baris-berbaris, dan ketangkasan.

Raimuna pemasyarakatan ini merupakan kegiatan pertama yang digelar dengan mengikutsertakan narapidana di alam bebas dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Kegiatan itu menjadi program unggulan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dan telah berhasil mendapatkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).


Musium Rekor Indonesia (MURI) memberikan dua penghargaan pada acara ini. Penghargaan yang pertama dianugerahkan kepada Sihabudin, Bc.IP, SH., MH. atas rekor pemrakarsa dan penyelenggara acara tersebut.

Penghargaan kedua diberikan kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta untuk kali pertamanya di dunia sebagai penyelenggara Raimuna dengan peserta Narapidana terbanyak dengan jumlah 225 orang yang berdampingan dengan masyarakat umum.

Raimuna merupakan kata dari Papua yang memiliki arti tempat berkumpulnya kepala suku di Papua untuk bermusyawarah. “Kegiatan ini diselenggarakan untuk menunjukkan kepada masyarakat adanya pembinaan kepada para narapidana berupa pramuka,” ujar Arief Dwi Meiwanto, Humas Kemenkumham Kanwil DKI.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Untung Sugiyono, mewakili Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk membina mental dan watak agar para napi dapat berdiri sendiri ketika kembali ke masyarakat. “Mereka berhak mendapatkan pembinaan rohani maupun jasmani, memperoleh informasi dan pendidikan, serta diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri,” ujar Untung.

Sedangkan dasar pelaksanaan kegiatan itu adalah adanya MOU yang disepakati oleh Menkumham dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) pada 17 Desember 2009 dalam pembinaan generasi muda di lapas dengan gerakan pramuka. Untung berharap agar pembinaan yang dilakukan lapas dapat meminimalisasi kemungkinan diulangnya tindak pidana oleh pada napi.

Menurut Sihabudin, kepala Divisi Pemasyarakatan, hampir sebagian besar napi mengikuti acara ini. Upacara pembukaan ini dimeriahkan dengan berbagai acara persembahan dari para napi baik pria maupun wanita. Para napi dengan umur 16 hingga 25 tahun ini menunjukkan keterampilan dalam menari, marawis, dan lakon drama dengan tajuk “Ibu Pertiwi”.

Untuk pengamanan, di sekitar area perkemahan dipasang garis polisi dan dijaga ketat oleh pasukan satuan tugas (satgas). Pasukan pengamanan tersebut mendirikan tenda di belakang tenda para napi. “Setiap lapas mengirimkan pasukan satuan tugas (satgas) untuk berjaga-jaga di sekitar tenda,” ujar Sihabudin.

Nur Hasan, salah satu peserta dari Rutan Salemba, mengaku sangat senang dapat mengikuti kegiatan perkemahan ini. “Terasa sekali bedanya berada di rutan dan di alam terbuka seperti ini,” ujarnya dengan raut sumringah.

Koran Transaksi.com